Sabtu, 30 Januari 2010

Tahun Baru Amanda


Bunyi petasan terdengar di mana-mana. Gelak canda tawa, namun sayang, kini Amanda tidak bisa merasakan apa yang tahun lalu dirasakannya. Dunia Amanda terasa jungkir-balik, perubahan ini terjadi karena ayahnya yang seorang pecundang terlilit hutang, dan yang namanya pecundang tentu saja tidak akan bertanggungjawab. Ayahnya meninggalkannya begitu saja dengan ibu dan seorang adiknya. Dan kini, ibunya harus bekerja keras menutupi hutang ayahnya yang tidak sedikit itu. Amanda hanya bisa membantu dengan mengurusi adiknya di rumah, sementara ibunya bekerja hingga larut malam.
Amanda tersadar dari lamunannya ketika ia mendengar pintu rumahnya diketuk.
"Iya, sebentar"kataku sambil menyeret langkah ke pintu. Mengitip sebentar untuk melihat siapa yang dating ke rumahku pada malam tahun baru ini. Ternyata itu Alka, teman satu sekolahnya. Amanda membuka pintu dan langsung disambut dengan senyum hangat Alka.

“Hai” sapa Amanda lalu mempersilahkan Alka untuk duduk di kursi teras rumahnya yang sederahana.

“Hai, kamu tidak pergi ke acara sekolah?” Tanya Alka sambil tersenyum.

“Oh, tidak” kata Amanda sambil tersenyum.

"Kalau begitu, kamu mau menemani aku pergi ke bukit kecil di sebelah sana?" tanya Alka sambil menujuk bukit yang dia maskud.

"Oh, boleh. Sebentar ya" kata Amanda. Lalu masuk ke dalam rumahnya. Setelah berpamitan dengan ibunya ia mengambil jaketnya dan berjalan keluar menemui Alka lagi.

“Ayo” ajak Amanda.

Percakapan di antara Amanda dan Alka mengalir terus, hingga mereka sampai di bukit kecil yang dimaksud Alka.

“Ini dia!” kata Alka sambil merentangkan sebelah tangannya untuk menambahkan kesan dramatis.

Amanda takjub melihat pemandangan di bawah sana, langit yang ramai dengan bunyi petasan, petasan-petasan memenuhi langit, kerlap-kerlip lampu kendaraan yang berseliweran.

“Bagus” kata Amanda pelan. Alka hanya tersenyum lalu ikut menatap langit malam yang ramai itu.

“Ya, jadi lebih bagus kalau ada kamu” kata Alka sambil tergelak di sambil Amanda. Amanda langsung menoleh dengan muka merah menahan malu.

“Maksudnya ?” Tanya Amanda.

“Ya aku suka sama kamu, begitu saja kamu tidak mengerti?” Tanya Alka sambil tersenyum.

“Oh, lihat petasan yang satu itu. Besar sekali” kata Amanda sambil menunjuk petasan yang berwarna-warni itu.

Alka hanya menoleh sebentar ke petasan itu, lalu kembali menatap Amanda.

“Aku senang bisa menunjukan bukit ini ke kamu, bagus kan?” Tanya Alka lagi. Amanda hanya menganggguk pelan, masih menyunggingkan senyum di wajahnya.

“Ayo pulang!” ajak Alka. Amanda langsung menoleh ke Alka, hendak memprotes.

“Sudah malam, lagi pula aku sudah menunjukan bukit kesayangan ku ini pada orang spesialku, sekarang ayo pulang” kata Alka sambil tersenyum lebar kea rah Amanda.

“Eh… iya” kata Amanda tergagap.

‘Alka menyebutku orang special?’ Tanya Amanda dalam hatinya. Alka memang laki-laki yang Amanda sukai sejak ia menginjak kelas 1SMP. Dan kini saat tahun baru terberat yang dirasakan Amanda, Alka ada di sampingnya.

Ternyata ini adalah tahun baru terindahku yang pernah kualami, batin Amanda girang dalam hati.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda